Tuesday, April 26, 2011

Structure : Causative Verb ( Let / Make / Have / Get)

Let

FORM

[let + person + verb]

USE

This construction means "to allow someone to do something."

Examples:

John let me drive his new car.
Will your parents let you go to the party?
I don't know if my boss will let me take the day off.
Make

FORM

[make + person + verb]

USE

This construction means "to force someone to do something."

Monday, April 25, 2011

Pic: Sungha Jung

Looks so cute eh?
정성하 (Seongha Jeong) born September 2, 1996, is a South Korean prodigy guitarist who has risen to fame on YouTube and other sites, mainly through the South Korean audience.





Video : Sungha Jung Covered Big Bang Haru-Haru

I think he's really talented..
He plays the guitar expertly, and I can't imagine those six strings can make that such beautiful song!
He's really genius :0


cr:uploader

Pendidikan Kewarganegaraa : UU No 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Another assignment from my lecturer...
And once again, I dig internet to find it XD
I did copas this one and give a tag from the source, so I don't own anything unless explained.

---------------------------------------------


Sekilas TENTANG UNDANG – UNDANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Berdasarkan hasil Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 14 September 2004, telah disahkan Undang-Undang No. 23 tahun 2004 mengenai Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) yang terdiri dari 10 bab dan 56 pasal, yang diharapkan dapat menjadi payung perlindungan hukum bagi anggota dalam rumah tangga, khususnya perempuan, dari segala tindak kekerasan. Berikut adalah poin-poin penting yang diatur dalam Undang Undang ini.

1. Apa sih Kekerasan dalam Rumah Tangga itu?

Undang-Undang PKDRT ini menyebutkan bahwa Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (Pasal 1 ayat 1).

2. Siapa saja yang termasuk lingkup rumah tangga?

Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi (Pasal 2 ayat 1):
a. Suami, isteri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak tiri);
b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud dalam huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga (mertua, menantu, ipar dan besan); dan/atau
c. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut (Pekerja Rumah Tangga).

3. Apa saja bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga?

Bentuk-bentuk KDRT adalah (Pasal 5):
a. Kekerasan fisik;
b. Kekerasan psikis;
c. Kekerasan seksual; atau
d. Penelantaran rumah tangga

4. Apa yang dimaksud dengan kekerasan fisik?

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat (Pasal 6).
5. Apa yang dimaksud dengan kekerasan psikis?
Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang (pasal 7)

6. Apa yang dimaksud kekerasan seksual?

Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual, pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan/atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.
Kekerasan seksual meliputi (pasal 8):
a. Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut;
b. Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.

7. Apa yang dimaksud dengan penelantaran rumah tangga?

Penelantaran rumah tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Selain itu, penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut (pasal 9).

8. Apakah UU PKDRT ini mengatur mengenai hak-hak korban?

Tentu. Berdasarkan UU ini, korban berhak mendapatkan (pasal 10):
a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan;
b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis;
c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban;
d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Pelayanan bimbingan rohani
Selain itu, korban juga berhak untuk mendapatkan pelayanan demi pemulihan korban dari (pasal 39):
a. Tenaga kesehatan;
b. Pekerja sosial;
c. Relawan pendamping; dan/atau
d. Pembimbing rohani.

9. Apakah UU PKDRT ini mengatur mengenai kewajiban pemerintah?

Ya. Melalui Undang-Undang ini pemerintah bertanggung jawab dalam upaya pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Untuk itu pemerintah harus (pasal 12):
a. Merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga;
b. Menyelenggarakan komunikasi informasi, dan edukasi tentang kekerasan dalam rumah tangga;
c. Menyelenggarakan sosialisasi dan advokasi tentang kekerasan dalam rumah tangga; dan
d. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitif jender dan isu kekerasan dalam rumah tangga serta menetapkan standar dan akreditasi pelayanan yang sensitif jender.
Selain itu, untuk penyelenggaraan pelayanan terhadap korban, pemerintah dan pemerintah daerah dapat melakukan upaya:
a. Penyediaan ruang pelayanan khusus (RPK) di kantor kepolisian;
b. Penyediaan aparat, tenaga kesehatan, pekerja sosial dan pembimbing rohani;
c. Pembuatan dan pengembangan sistem dan mekanisme kerjasama program pelayanan yang mudah diakses korban;
d. Memberikan perlindungan bagi pendamping, saksi, keluarga dan teman korban.

10. Bagaimana dengan kewajiban masyarakat?

Undang-Undang ini juga menyebutkan bahwa setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk (pasal 15):
a. Mencegah berlangsungnya tindak pidana;
b. Memberikan perlindungan kepada korban;
c. Memberikan pertolongan darurat; dan
d. Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.
Namun untuk kejahatan kekerasan psikis dan fisik ringan serta kekerasan seksual yang terjadi dalam relasi antar suami istri, maka yang berlaku adalah delik aduan. Maksudnya adalah korban sendiri yang melaporkan secara langsung kekerasan dalam rumah tangga kepada kepolisian (pasal 26 ayat 1). Namun korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkan kekerasan dalam rumah tangga kepada pihak kepolisian (pasal 26 ayat 2).
Dalam hal korban adalah seorang anak, laporan dapat dilakukan oleh orang tua, wali, pengasuh atau anak yang bersangkutan (pasal 27).

11. Bagaimana dengan ketentuan pidana yang akan dikenakan pada pelaku?

Ketentuan pidana penjara atau denda diatur dalam Bab VIII mulai dari pasal 44 – pasal 53. Lama waktu penjara dan juga besarnya denda berbeda-beda sesuai dengan tindak kekerasan yang dilakukan. Dalam proses pengesahan UU ini, bab mengenai ketentuan pidana sempat dipermasalahkan karena tidak menentukan batas hukuman minimal, melainkan hanya mengatur batas hukuman maksimal. Sehingga dikhawatirkan seorang pelaku dapat hanya dikenai hukuman percobaan saja.
Meskipun demikian, ada dua pasal yang mengatur mengenai hukuman minimal dan maksimal yakni pasal 47 dan pasal 48. Kedua pasal tersebut mengatur mengenai kekerasan seksual.
Pasal 47: “Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tangganya melakukan hubungan seksual sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf b dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 tahun dan pidana penjara paling lama 15 tahun atau denda paling sedikit Rp 12.000.000 atau denda paling banyak Rp 300.000.000”
Pasal 48: “Dalam hal perbuatan kekerasan seksual yang mengakibatkan korban mendapatkan luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir atau kejiwaan sekurang-kurangnya selama 4 minggu terus menerus atau 1 tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam kandungan, atau mengakibatkan tidak berfungsinya alat reproduksi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan pidana penjara paling lama 20 tahun atau denda paling sedikit Rp 25.000.000 dan denda paling banyak Rp 500.000.000”

12. Bagaimana mengenai pembuktian kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga?

Dalam UU ini dikatakan bahwa sebagai salah satu alat bukti yang sah, keterangan seorang saksi korban saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah, apabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya (pasal 55).
Alat bukti yang sah lainnya itu adalah:
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa.

INGAT!!!
Disahkannya Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga bukan berarti perjuangan terhenti. Ini justru merupakan titik awal perjuangan yang sebenarnya. Pengawasan terhadap pemerintah dalam menjalankan kewajibannya melaksanakan Undang-Undang ini tetap harus kita lakukan. Demikian pula sosialiasi kepada masyarakat luas mengenai maksud dan tujuan UU ini, harus terus menerus diupayakan.

Sunday, April 24, 2011

Kimbap -___-

I'm crazy because of this food!
A traditional food from Korea..
Looks simple to cook :)

Image and video hosting by TinyPic


cr: uploader

Wednesday, April 20, 2011

FF (OneShoot) Blue Minded

Title :: Blue Minded
Cast :: Park Sang Hyun alias Thunder – MBlaQ
Park Hye Jin..



Park Hye Jin mengeratkan pegangan pada tali ranselnya, menatap kosong tengkuk seseorang di hadapannya. Ia duduk di deretan paling belakang ruang tunggu, sambil mengayunkan kakinya diujung kursi. Lelaki itu sama sekali tak bergeming di balik topi hitam misterius. Hye Jin tak peduli. Ia sedang berpikir sesuatu yang lain. Untuk pertama kali ia berjalan sejauh ini dari rumah. Sudah dua hari Hye Jin tidak mendengar ocehan ibu atau gerutu ayah yang ternyata sangat membuatnya rindu.
Mengejar cinta. Ia tertawa sendiri menggumamkan kata2 itu. Hye Jin sedang dalam pencarian akan cinta pertamanya. Ia tak percaya kalimat cinta pertama tak kan berakhir bahagia. Ia cukup bahagia sekarang mendengar alunan musik cinta pertamanya dari sepasang earphone di telinganya. Ia kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam saku tas.

“Sebentar lagi...” ia menggumam menatap benda itu. Secarik kertas usang yang sudah lecek di mana2. Ia mengelusnya sayang dan dengan berhati-hati membuka lembaran tipis dari dalam.

“ Annyeong Park Sang Hyun atau Thunder—mianhe, aku lebih suka memanggilmu begitu. Mungkin tak ’kan berarti ribuan kata-kata yang ingin kutumpahkan sesaat lagi. Mungkin kau bisa menganggapnya omong kosong atau surat cinta biasa. Tapi satu yang kupastikan, aku mengumpulkan kepingan keberanian untuk—bahkan—hanya membayangkan ini. Menulisnya. Mengatakan padamu hal memalukan ini...*wajahku benar2 panas—aish~>.<*
Bodohnya hatiku. Aku sudah berusaha membunuh perasaan ini sejak lama. Percayalah. Tapi ternyata ia terlalu kuat. Hatiku ternyata egois. Akal sehatku mati dihadapannya. Aku terpaksa tersiksa, memberi air kehidupan pada perasaan terlarang ini. Ia memaksaku menegak racun berbisa. Tak mudah, kau tahu. Memendam monster mengerikan yang melukaiku dari dalam.
*aku sedang menarik napas panjang sekarang...*
...Dan aku menyukaimu. Dengan segenap cerita hidup yang sanggup kulukiskan agar kau mengerti. Aku menyukai desauan angin yang terbawa beserta tawamu. Mataku tak bisa beralih dari senyum sederhanamu. Semakin jauh aku mengakuinya, semakin kepengecutanku menari-nari. Aku tidak punya cukup keberanian mengatakannya padamu. Aku tak sanggup menatap dua mata menyelidik itu, takut ia mengetahui rahasia hatiku. Jari-jariku bergetar hebat meraih satu persatu helaian keyakinan yang tersisa. Aku berteriak lelah menanggung semuanya sendiri. Hatiku tak mau mengerti. Ia bersikeras memilihmu. Aku sudah mengatakam tidak ribuan kali yang di balasnya kejam jutaan kali.
Mengertilah, aku hanya ingin kau tahu kisah sedih hati ini...
Seonggok hati keras kepala...
Sekeping hati yang menyukaimu dengan cara sesederhana mungkin hanya agar kau tahu bahwa ia hidup...”


Hye Jin menelusuri satu persatu kata dengan tergesa-gesa. Ia sudah hapal semua. Setiap tanda baca. Hanya beberapa mil lagi ia akan bertemu cinta pertamanya. Park Sang Hyun. Yang sekarang sudah menjadi member grup rookie baru di korea. Hye Jin ikut bangga meski itu tak kan berarti apa2. Tak kan merubah kisah di antara mereka. Ia hanya menyesal terlambat mengatakannya. Membiarkan gebu cinta itu berlalu. Sepotong cinta usang. Ia membiarkannya pergi tanpa sempat berkata apa-apa. Masa lalu muram, pikirnya. Tapi terlambat bukan berarti tidak akan pernah. Kata itu terus di ulang dalam kepalanya.

Tiba-tiba speaker raksasa menggema menyelimuti dinding. Penerbangan dibatalkan malam ini. Cuaca Desember terlalu buruk untuk di lalui. Hye Jin mengerang kecewa. Ia tak punya banyak waktu. Ia tak boleh melewatkan kesempatan malam natal terakhir yang mungkin di dapatnya bersama Thunder. Tidak kali ini.

Semua orang melakukan protes2 heboh di meja pemesanan tiket seolah itu bisa mengubah keadaan. Hye Jin bangkit, namun pandangannya tiba-tiba berkabut. Ia bersandar pada bahu kursi sesaat meraih segenggam butiran kecil di dalam tas dan menelannya cepat-cepat. Ia lalu berdiri dengan gontai dan berjalan keluar.

Langit sedang tidak bersahabat. Ia memuntahkan jutaan salju beku malam ini. Dentingan lagu-lagu natal mengalun indah dari balik etalase toko pernak-pernik di seberang sana. Hye Jin menggigil mundur beberapa langkah ketika tubuhnya menabrak seseorang.

“Cheosonghamnida...” ia membungkuk beberapa kali pada laki-laki yang duduk di depannya tadi--sebelum seperti tersambar petir, ia menyadari sesuatu. Hye Jin berbalik, menghindar pergi.
“Hye Jin-ahhh!” panggil lelaki itu, “Yaaa!!”
“A-annyeong... Sang Hyun-ah..” jawab Hye Jin pelan.
“Apa yang kau lakukan di sini?? Penerbangan dibatalkan bukan...?”
Hye Jin mengangguk tanpa menatap lawan bicaranya, “Ne... aku mau pergi, menunggu penerbangan besok...”
“Pergi?? Melewatkan malam natal seindah ini?” tanyanya heran, “ Ikut aku keliling kota saja!” tawarnya riang, yang labih terdengar perintah dri pada permintaan.
“Tapi...”

Terlambat. Thunder sudah menarik ujung syalnya—kebiasaan yang tak berubah-- menembus derai salju yang berkilauan. Mereka mengunjungi hampir semua tenda makanan kecil yang buka malam ini. Thunder tak berhenti menceritakan lelucon semasa mereka sekolah dulu. Gosip-gosip tua yang kebanyakan ternyata benar. Cowok itu masih sama berkilaunya seperti dulu, bahkan setelah bertahun-tahun tidak bertemu sejak kepindahannya ke Filipina, Hye Jin sama sekali tidak merasakan perbedaan. Seolah itu semua terjadi hanya beberapa menit lalu.

Sampai jam menunjukkan pukul 11.45. Semua orang berkumpul di aula kota di sekitar pohon natal super besar yang menjulang indah menembus langit hitam. Di detik-detik terakhir semuanya menghitung mundur ke pukul 12. Thunder menarik tangan Hye Jin menerobos kerumunan, mengambil tempat paling dekat dekat pohon.

“5... 4... 3... 2...” teriak mereka bersamaan ketika pada hitungan terakhir Thunder menunduk dan mengecup kening Hye Jin hangat.

“Merry Chrismast!” bisiknya lembut di telinga gadis itu kemudian menepuk kepalanya pelan.
Hye Jin terpaku menatap cowok di hadapannya. Salju semakin lebat tapi ia malah berkeringat hebat. Thunder hanya tertawa melihat ekspresi di wajah gadis itu. Tiba-tiba ia merasakan ribuan jarum menusuk pusat kepalanya. Hye Jin meringis kesakitan.

“Tidak sekarang!” umpatnya marah, “ Jangan sekarang, aku mohon...” ia menangis perih.
“Hye Jin.. gwaencanayo??” tanya Thunder melihat sesuatu tidak beres.
Hye Jin tak sanggup mendengar apapun lagi. Lututnya lemas. Ia terjatuh dan tak melihat apapun lagi...

***

Thunder menatap kertas usang di tangannya. Ribuan kali sampai ia ingat persis di bagian mana saja garis-garis tua itu merusak rangkaian tulisan tangan di dalamnya. Udara pemakaman ini begitu dingin. Tapi tak tahu kenapa, ia cukup betah berlama-lama di sini. Mengusap-usap sayang batu nisan dari pualam yang beku bagai es.
“Yaa... ayo kita pulang...” panggil seseorang.
Thunder menoleh dan mengangguk, kemudian berbalik pada nisan di hadapanya, “Aku pulang dulu. Nanti aku kembali lagi, sampai jumpa,” ia mengusap benda itu sekali lagi.
“Ibu pasti senang punya anak sepertimu,” Hye Jin tersenyum pada kekasihnya.
“Ibu senang mendenger surat cintamu,” ledeknya.
“Mwo? Kau membacakannya untuk ibu??” protes Hye Jin.
Thunder mengangkat bahu.
“Ya...!!!!” teriak Hye Jin kesal.
Thunder hanya tertawa semakin keras.
“Emm, pada malam natal waktu itu, sebenarnya kau mau kemana?” tanya Hye Jin.
“A—oh , itu! Aku mau pulang,”
“Mwo? Waeyo?”
“Mencarimu,”
“Mencariku? Kenapa?”
“Karenaaa~ Rahasia!” ia mengedipkan mata dan mengacak rambut Hye Jin.


=The End=

Jeongmal mianhe Ny. Park alias mamahnya Thunder and Dhara onni, uda saiia bikin passed away di ff ini. Ini Cuma ff. Trust me! Saiia pribadi berdoa supaya ahjuma umur panjaaannggg... amiiinnn.... hehehhh...
fakta2 di dalam hanya karangan saja...
mian juga kalu ada ketikan yg salah yaaa

FF (OneShoot) Foolish Love

Title ::
cast :: seungri BigBang





=Day 1=

“Itu gadis yang berpakaian aneh di pesta musim panas tahun lalu ‘kan? Kau ingat kejadian memalukan itu?” bisik seorang cewek kepada temannya yang mengangguk geli mengiyakan.
“ku dengar ia menyatakan cinta pada seung ri sunbae…” tambahnya.
“gurraeyo?”
“ne… tapi ditolak tentu saja…! sunbae tak kan suka gadis seperti itu! Dia punya wanita lain…”
“Benarkah? Kasian sekali…”

Kemudian mereka terkikik keras tanpa berusaha disembunyikan lagi.
Yong mi berjalan menunduk menyusuri koridor sekolah. Ia tak suka orang-orang menyadari nya dan terus membicarakan kehadirannya, apalagi menyinggung masa lalu ‘itu’, yang ingin dikuburnya dalam2. Ia terus memandang ujung sepatu ketsnya yang berdebu, setengah berlari menaiki anak tangga ke atap sekolah. Satu2nya tempat tersembunyi yang jauh dari perhatian murid-murid populer lain.
Sesampainya di sana ia seketika berlari menuju dinding yang menghadap timur. Permukaannya berkilauan terselimuti embun tadi malam. Yong mi menyusurinya dengan tak sabar. Seperti orang kelaparan matanya mencari-cari sesuatu. Itu dia! Tepat di bawah tulisannya yang rapi kemarin.

“kenapa aku tidak boleh mengetahui tentang dirimu?”
Itu saja? Yong mi mundur kecewa. Hanya itu balasan dari pesannya yang begitu panjang.?
Yong mi mengambil spidol kecil dri sakunya dan menulis.

“aku bertaruh kau tidak akan mau tahu siapa aku. Begini saja sudah cukup…” tulisnya.
Ia tak tahu lagi harus berkata apa. Mungkin seperti cinta pertamanya. Permainan ini juga akan berakhir percuma.

***
Yong mi terlambat ke kelas selanjutnya. Ia berlari sekencang mungkin menapaki lantai.
“Brukk!!” ia menabrak seseorang. Tubuh mungilnya terjengkal.
“mianhe…” ia menepuk ujung roknya dan bangkit lagi…
“Hei, lihat siapa ini…! park yong mi,,,!” seru seseorang sambil menginjak spidol birunya yang terlempar.”Ini cewek yang menyatakan cinta padamu ‘kan?!”

Jantung yoong mi memburu cepat mengetahui siapa makhluk di hadapannya.
Seung ri tak menjawab ejekan temannya.

“Gwaencanayo?” ia menanyai yong mi.
Yong mi diam, membuang muka jijik.
“Yaa! Dia bertanya padamu! Dasar cewek tidak tahu di untung! “ temannya yang lain mendorong kepala yong mi kasar. Yong mi tak bergeming. Ia sudah biasa diperlakukan seenaknya oleh seluruh penghuni sekolah ini. Biarkan mereka melakukan sesuka hati sampai mereka muak sendiri. Pikirnya. Ia tak peduli. Sebaliknya, yong mi menganggap mereka hanya sekumpulan orang tak berguna yang kebetulan satu sekolah. Mata mereka buta dan tak mampu melihat kebaikan hati dibalik seragam sederhananya.

“Ayo pergi…” kata seung ri datar dan berjalan melewatinya begitu saja.
Mereka berlalu sambil menatap remeh yong mi.

***

“Aku benci mengakui ini. Mencintai pesona kepedihan dalam relung matanya. Seung ri sunbae? Begitukah namanya? Mengapa pandangannya begitu kelam di balik wajah angkuh itu? Kenapa ia harus memakai topeng seolah semuanya sempurna? Siapa dia sebenarnya? Begitu banyak pertanyaan bias dalam kepalaku. Tapi pertanyaan yang paling besar adalah… mengapa aku peduli?”

****

=Day 2=

Tak ada balasan hari ini. Dinding itu kosong melompong. Hampa tanpa nyawa. Yong mi mendesah, menggenggam erat spidol di jarinya. Aku akan terus menulis meski tak kan ada jawaban lagi. Aku akan terus bersuara meski tak ada yang mendengar. Pikirnya.
“annyeong wallman-kau tahu aku tidak punya panggilan lain untukmu. Bagaimana harimu? Apa begitu sibuk sampai tak sempat membalas pesanku? Mianhe, aku benar2 berharap kita bisa menjadi teman baik. Aku tak bisa mengatakan siapa diriku. Tidak sekarang. Kuharap kau mengerti. Asal kau tahu, kau satu2nya makhluk di sekolah ini yang mau mendengar ceritaku… gomawoyo…”

***

Yong mi menuruni satu persatu anak tangga dari atap sekolah dengan perasaan datar ketika ia mendengar sesuatu.
“waeyo oppa? Kau harus punya alasan menolakku!” desak suara pertama.
Tak ada jawaban.
“Apa kau menyukai cewek lain? Nugu? Apa dia lebih baik dariku?” suara itu terdengar gusar, “Oppa,, katakan sesuatu…” desaknya.
“ya, aku punya…” jawab suara kedua, membuat langkah yong mi yang tadinya berniat tak peduli terhenti. Ia mengenali suara itu…
cewek itu melihat yong mi di ujung pintu. Ia berdecak, menatap marah dan menghampirinya.
“Apa yang kau lihat cewek bodoh?!” ia mendorong tubuh yong mi kasar,”pergi!” teriaknya.
Yong mi menatap seung ri kemudian beralih pada cewek itu,”Kau tidak lebih bodoh dariku asal kau tahu,” ia mengangguk pada seung ri yang duduk di salah satu meja di kelas sana.
“Mwo? Kau pikir kau siapa hah?!”
“Yang kau lakukan buang-buang waktu saja. Percayalah…” kata yong mi memandang benci seung ri.
***

=Day 5…=
“annyeonghasimnika? Sepertinya kau benar-benar sibuk dan tak punya banyak waktu sekarang. Gwaencana. Aku akan terus menulis agar kau tahu aku tetap di sini. Tunggu! Kau benar2 manusiakan? Maksudku, apa kau juga murid sekolah ini? Bukan…yah… hantu atau semacamnya? Hahaha…”
***

=Day 10=
“Aku memutuskan untuk berhenti menyukainya.—cowok yang pernah kuceritakan. Tidak mudah memang. Tapi aku pasti bisa… kau mendukungku, kan, wallman??—entah kau cowok atau cewek. Dan Jennie—anjingku, kau ingat? Sudah punya 4jenie-jenie kecil sekarang. Mereka benar2 cerewet berebut makanan…>.<”
***

=Day 14=
Seluruh sekolah sedang sibuk mempersiapkan ujian bagi siswa tahun terakhir. Yong mi masih menyempatkan diri menulis pesan di dinding.
“Hari ini semua masih biasa2 saja. Sebentar lagi aku akan lulus dari sarang monster ini. Aku akan pindah keluar kota. keluargaku ingin memulai hidup baru di luar sana. Aku sangat senang. Tapi aku tak kan bisa berhubungan denganmu lagi. Itu membuatku sedih. Aku ragu akan menemukan teman sepertimu lagi. Kuharap kau baik-baik saja. Kita berjuang untuk ujian ya!!—meski aku tidak tahu kau siswa tahun ke berapa-- Fighting wallman!”

***
=Day 30=

Yong mi menghirup dalam-dalam udara di sekitarnya. Pemandangan dari atap sekolah memang yang terbaik. Sayang hanya sedikit orang yang mempedulikan tempat ini. Semuanya sibuk di dunia bawah sana. Saling memamerkan brand2 terbaru peralatan sekolah mereka atau berbagi cerita bagaimana mereka baru saja menghamburkan uang. Mempergunakan sebaik mungkin kesempatan menyombong satu sama lain. Atau terkecoh cerita2 seram tentang murid cewek yang meninggal setahun lalu. Yong mi percaya yang mati tak kan memilih kembali ke dunia yang sekejap ini. Paling tidak, bukan dirinya.
Ia menoleh pada dinding yang hampir berubah warna menjadi biru langit di seberangnya. Ia sudah berhenti menulis di situ. Tak ada jawaban apa pun. Hanya celotehan2nya sendiri bercerita tentang hidupnya yang biasa-biasa saja. Wallman benar2 menghilang. Atau bahkan sebenarnya tak pernah muncul? Sebelumnya memang pernah begitu. Tapi hanya sekitar dua minggu ketika kemudian ia datang lagi dengan kisah2 yang berbeda. Yong mi terus mengingat cerita2 seru mereka dulu. Meski berjalan sangat lambat, tapi persahabatan mereka terasa sangat hangat. Sekarang tinggal menunggu hari ia meninggalkan sekolah ini.

Yong mi memutuskan membaca kembali coretan2 dinding itu hanya untuk bernostalgia. Ia benar2 melewatkan tiga tahun yang aneh berteman dengan makhluk maya seperti ini. Tapi yong mi tak pernah menyesal. Ia cukup senang dengan begini saja.
Jari-jarinya menelusur pelan.

“kenapa kau bosan? Yah,, sebenarnya aku juga bosan…” pesan paling pertama dari si wallman dan diikuti pesan yang berbunyi senada…“Aku dapat nilai jelek ujian hari ini…”,”aku berharap bisa bermain dengan jenie^^ … kedengarannya ia anjing yang lucu…” dan cerita-cerita biasa lain yang dibalas yong mi dengan kisah cinta klasiknya pada seseorang yang sudah ia pendam lama tapi tak berani mengakui pada siapapun, sampai yang terakhir,”kenapa aku tidak boleh mengetahui siapa dirimu?” sampai di situ saja. Biasanya yong mi akan menemukan balasan setiap keesokan pagi. Tapi tidak lagi.
Kemudian tanpa disadarinya, yong mi tersentak. Ada sebaris tulisan bertinta hitam diantara carut marut pesan lain. Ia baru mengetahui hari ini sejak sekian lama tidak menulis lagi. Tulisan itu hampir pudar tersapu embun.

,i>“Aku tahu siapa kau…”

Jantung yong mi berdetak cepat. Ia tak percaya. Wallman tahu siapa dirinya di saat sekian lama mereka tidak berhubungan lagi? Ia sudah tiga tahun berusaha sepintar mungkin mencari timing yang tepat untuk pergi ke atap sekolah agar tak ada yang mengetahuinya. Tapi fakta ini…??
“Kuharap kau mau menemuiku di pesta perayaan kelulusan nanti. Tepat pukul 8 di pintu masuk menghadap timur…dan—percayalah. Aku sudah tahu siapa kau…”

***
Pesta. Yong mi benci 5huruf itu. Kenangan menyakitkan pesta setahun yang lalu. Ia menyatakan cinta pada cowok yang tidak tepat, di saat yang tidak tepat, dengan kostum paling memalukan sedunia. Ia melakukannya atas dorongan wallman yang mengatakan cinta yang tulus tak seharusnya di sembunyikan dan dibiarkan padam begitu saja. Cinta berhak di ungkapkan dengan cara seindah mungkin.
Begitulah yong mi yang datang malam itu dengan dandanan berbeda. Tidak buruk jika saja itu pesta kostum. Cantik malah melekat di tubuhnya yang ramping. Hanya saja cahaya itu terhalang gemerlap gaun prestisius dan dandanan mahal murid2 lain. Ia terlalu sederhana sampai dianggap aneh dan tak layak. Belum lagi predikat freaky girl penggila novel yang melekat pada dirinya…

1 year before…


Yong mi menghampiri seung ri dengan cukup berani. Ia tahu ia akan gagal. Bukan keberhasilan yang diimpikannya, tapi bebasnya perasaan cinta dan hati yang rapuh ini. Ia hanya ingin seung ri tahu.
Seluruh aula heboh ketika seseorang meneriakan, “Freaky girl menyatakan cinta pada Pangeran Es!”
Wajah Yong mi memanas begitu semua orang menoleh ke arah mereka. Ia mengepalkan tangannya erat hanya untuk tidak tumbang sekarang juga.

“Aku tidak berpikir cinta sesuatu yang penting sekarang…” jawab seung ri lalu meneguk minuman merah dari gelas pialanya.
“Maaf Anda gagal!” ejek cowok yang berteriak tadi diikuti kekeh keras teman2nya.
Yong mi benar2 ingin menangis, tapi tak ada tanda2 air mata itu muncul. Ia terus berdiri terpaku seolah patung tak bernyawa. Hatinya seperti menguap, tak sanggup merasakan perasaan apapun. Ia tidak sedih, tidak juga marah. Ia hanya merasa—kosong.
Lama kemudian ia menyadari Cinta sederhana itu bahkan tak dianggap penting. Hati itu ternyata bukan apa-apa. Ribuan tetes air matanya berarti hampa. Yong mi menyerah dan mengubur perasaannya di ujung langit paling kelam. Tapi wallman tetap memberinya dukungan dengan cara paling aneh di dunia. Menulis pesan dinding.
***
Upacara kelulusan sudah dilaksanakan. Dan malam hari pesta perayaan dimulai. Yong mi menatap muram butiran mungil salju dari balik jendela kamarnya. Barang2 mereka semua sudah dikemas dan harus berangkat malam ini juga jika tidak ingin penerbangan dibatalkan karena cuaca buruk.
***

6.18pm…
ia tak berniat bertemu si wallman. Yong mi memilih menjadikan semuanya kenangan indah tanpa harus berakhir buruk jika temannya tahu ia hanya seorang murid paling tidak populer di sekolah.
Yong mi melangkah menjauhi halaman rumah yang sudah ditinggalinya sejak 3tahun yang lalu. Keluarganya memang selalu berpindah2 sehingga ia sulit berteman. Dan ini kota terlama yang pernah mereka singgahi.

***

6.45pm…

bandara hiruk pikuk. Bangku2 tunggu penuh dengan orang2 yang hendak bepergian. Yong mi bersandar pada pilar paling besar sambil mendenger “Blue Tommorow”-super junior dri ipod mungilnya menunggu segala macam administrasi ketika tiba2 ia teringat sesuatu. Spidol birunya—satu2nya kenangan indah yang sanggup ia bawa—tertinggal di atap sekolah.
“Umma, apa kita masih punya waktu?”
“waeyo? Kau mau ke mana?”
“sebentar saja. tidak akan lama. Aku janji!”

Sebelum ibunya mencegah, yong mi sudah berlari menembus kerumunan. Ia menghentikan taksi pertama yang lewat dan buru2 turun tepat di depan gerbang sekolah. Tempat itu ramai di sebelah barat. Aula penuh murid2 yang merayakan kelulusan.
Gelap gulita di pintu masuk gedung. Yong mi tak peduli. Ia terus menerobos melewati jalan rahasia yang biasa ia gunakan untuk menghindari bertemu orang lain. Ia tiba di lantai teratas tanpa halangan.
Tak terlihat apapun. ia berjongkok menggapai2 lantai yang beku sedingin es tapi tetap tak menemukan apapun. memang harus berakhir begitu saja.
Yong mi berdiri dan menarik napas panjang. Ia menyerah.

“Mencari ini?” tanya seseorang di belakangnya.
Yong mi terkejut. Ia berbalik dan tak yakin akan apa yang dilihatnya. Terlalu gelap.
“Seung ri sunbae!”pekiknya tertahan,” Jangan bilang kau si wallman…?”
“Aku sudah bilang aku tahu itu kau… setiap hari datang dan pergi menulisi dinding…”
“Tidak mungkin itu kau!” bentak yong mi tak percaya.
“Memang. Pada awalnya. ..”
“Apa maksudmu?”
“si wallman--sahabatmu itu adalah shin hyo ri. Cewek yang meninggal setahun yang lalu…”
Yong mi tersentak luar biasa. Ia tak percaya sahabatnya telah pergi bahkan tanpa ia tahu.
“Mwo? Bagaimana kau tahu?”
“Hyo ri bilang padaku. ..Tentang teman mayanya yang selalu menghindari pertemuan…”

Yong mi terdiam. Ia tak punya kata2 untuk menggambarkan apa yang ada di otaknya.
“Hyo ri gadis yang mudah sakit. Tapi ia tak suka orang2 mengetahui dan mengasihaninya. Ia selalu kabur ke atap sekolah setiap penyakitnya datang. Dan—ia melihat tulisanmu…”
“Tapi…” yong mi menelan ludah.
“Hyo ri belum tahu kau siapa sampai saat ia meninggal…”
“Bagaimana kau tahu itu aku?”

Seung ri melambaikan spidol birunya,”Terjatuh ketika kau menabrakku di ujung tangga…” lanjutnya,”untuk beberapa minggu kau tak mendapat balasan kan? Itu masa kritis hyo ri. Ia tak bisa sekolah lagi dan terus menghabiskan waktu di rumah sakit. Ia memintaku menggantikannya ketika ia tahu waktunya sudah tak ada. Aku menolak tentu saja. Tapi aku sudah berjanji…”
Yong mi merasa seperti menemukan kepingan puzzle yang hilang. Inilah alasan ketidak hadiran dan perbedaan pada tulisan2 selanjutnya dari jenjang waktu yang cukup lama itu.

“tulisan kalian tidak jauh berbeda…”
Seung ri terkekeh,”Tentu saja. Kami tumbuh besar dengan segala sesuatu hampir sama. Semua orang mengira kami bersaudara…”
“Tapi kau mencintainya, ya kan? Begitu mengenal dan selalu berada di sampingnya sampai saat terakhir…”

“aku tidak tahu itu cinta atau hanya perasaan egois, tapi, ya, aku selalu ingin bersamanya,”
Perkataan itu mengiris hati yong mi entah bagaimana caranya. Mendengar dari mulutnya sendiri, cowok yang kau sukai selama tiga tahun lebih memilih orang lain.

“arasseo…”bisiknya mengerti.
“Kemudian hyo ri mengajakku masuk ke duniamu. Kami bersama Membaca cerita2 tentang hidupmu. Ia menganggap kau manusia paling unik di dunia…”
Pipi yong mi memerah. Ia malu menyadari orang lain mengetahui jalan hidupnya yang biasa2 saja.
“Hyo ri benar. Kau polos sekali,” seungri bersandar ke pagar pengaman,”Kau hanya cewek yang sok tahu,”
“Sok tahu?!” protes yong mi,”Kau tidak tahu apa2!”
“Aku tahu. Hyo ri bilang kau menyukaiku sejak tahun pertama ‘kan? Di upacara penerimaan…”
“aku tidak pernah menyinggung sedikitpun namamu…”
“dia hanya menebak…” seungri memainkan spidol di tangannya,”Dan dia benar pada malam pesta tahun lalu…”
“Cih…” desah yong mi,”I wasn’t on my right mind…” kilahnya.
“Guraeyo? Sayang sekali…”
“Sudahlah… kembalikan barangku, aku harus segera pergi,” pinta yong mi melihat jam tangannya.
Seungri mengulurkan spidolnya. Yong mi menyambar benda itu berbalik pergi. Namun langkahnya terhenti ketika seungri menggengam erat pergelangan tangannya.
“Jangan pergi…” kata seungri sangat pelan.
“Mwo?” yong mi tak mengerti.
“kau menulis kau akan pindah…” ia mengangguk pada dinding di seberang.
“Ah… ne… aku tidak bisa di sini lagi…”
“Kau tidak mengerti?” kata seungri tak sabar,”Jangan pergi…” lanjutnya dalam bisikan tanpa memandang Yong mi.
“ap--pa…?”
“Lihat!” seungri menunjuk langit.
Yong mi sontak menoleh ke arah yang dimaksud ketika tiba2 sebuah kecupan singkat mendarat di bibirnya. Ia terkejut sampai mengira dirinya sedang bermimpi.
“Langitnya indah bukan?” kata seungri tanpa memandangnya,”Ya! Kau tidak lihat bintang di sana? Lihatlah…” tambahnya.
“Apa itu…?” tanya yong mi bodoh.
“Mwo? Apa maksudmu?”
“Itu—tadi…” yong mi memberi isyarat dengan jarinya,”Itu…”
“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan…” jawab seungri nakal membuat pipi yong mi memanas.
***

“Yoboseo… umma??”
“Ne… yong mi! kemana saja kau!” bentak umma dari seberang telpon.
“Aku tidak jadi pindah. Aku tetap disini!”
“Mwo??”
“Aku tidak jadi pindah… mianhe…”
“Tapi…”
“Tuuutt..tuuutt…tuuuuut….”

***
“Sepertinya Hyo Ri benar. Aku bodoh. Mataku tertutup keegoisan sehingga tak melihat hatimu yang seindah pelangi pagi.. Awalnya aku tak peduli. Bukan karena kesombongan atau apa. Aku mengunciku cintaku pada satu nama. Shin Hyo ri yang tak ‘kan pernah kumiliki. Aku egois dan membunuh cintamu begitu saja. Mianhe. Tapi kemudian, seiring detak jantung, Aku terpukau cara polosmu menyukaiku. Aku mulai mengerti cerita hidup sederhanamu. Kau menarikku ke duniamu yang biasa saja. Bagaimana bisa aku mulai peduli padamu, hah? Gadis dengan pipi yang begitu cepat memerah dan terus menyembunyikan senyumnya yang cerah? Aku benar2 ingin belajar mencintai sepertimu. Hanya saja, aku tak ‘kan pernah bilang!”—seung ri, in the name of Victory.

=THE END=

seperti biasa.. jeongmal mianhe klu ada salah2 ketik yaa^^
minta komen and jempolnyaa^^
gomawooo^^

SHAWOLELFVIP JJANG!!!

FF (OneShoot) Call Me Fool

saya kembaliii... XD

Author:: *ngumpet di balik kyu.. XD*
title:: Call Me Fool!!
Cast :: angri aka song hye kyung
Lee donghae
Saphira *jadi cast dulu yaa*

1…2…3… Action!

*************



Hye kyung membasahi lagi kain tipis itu dengan air hangat dan menyapukan ke wajah kekasihnya. Ia sudah terbiasa melakukan ini sejak hampir empat bulan lalu. Kecelakaan maut yg hampir merebut nyawa sang kekasih. Atau paling tidak setengahnya.

“Saengil chukkaeyo, sayang…” hye kyung menghirup wangi puncak kepala cowok yg terbaring koma itu dengan sayang. Sekuat apapun ia menahannya, tpi air mata itu ternyata jatuh juga,”saranghaeyo… araseo?” bisiknya lembut di telinga sang kekasih. Jantung setengah mati itu tiba2 berdenyut lebih cepat.
“Aku tau kau bisa mendengarku. Jadi, kumohon, cepatlah bangun. Aku merindukan suara tawamu…” ia terus mengajak si tubuh berbicara.

Hye kyung bangkit berdiri ketika Mrs. Lee tiba. seButir salju tertinggal di mantelnya.

“Ahh, kau masih di sini?” ia menyapa hye kyung yg langsung membungkuk memberi salam.
“Ne, ahjuma…”
“hye kyung-ah… ada yg ingin kubicarakan…” ahjuma membimbing hye kyung ke sofa di sudut. Ia berdehem sebelum berbicara,”E.. itu. Aku merasa tidak seharusnya kau terus2an di sini. Maksudku, aku sama sekali tidak memaksamu ikut merawat donghae, kau bisa—“
“Ahjuma,” potong hye kyung,”Jangan meremehkan perasaanku,”
“Aku tahu, jangan salah paham. Aku yakin cintamu cukup besar sampai membuatmu bertahan selama 4bulan ini. tpi dokter bilang kemungkinan sembuhnya—“
“Aku sudah berdoa keras!” potongnya lagi,”Aku percaya keajaiban itu ada. Karena memang begitu. Donghae sekarang bahkan bisa mendengarku dengan jelas…” ia ngotot,”Aku tidak akan meninggalkannya meski kau mengusirku…”
Mrs. Lee terdiam menatap wanita muda di hadapannya. Tampak lemah lembut tpi benar2 keras kepala.
“Baiklah kalau begitu. Aku justru senang dan berterimakasih. Aku hanya—yah, maafkan aku…”
“Andwe ahjuma! Aku yg salah…” hye kyung memandang ranjang di seberang,”aku benar2 egois tidak ingin jauh darinya. Cintaku mungkin terlalu bodoh untuk dimengerti orang lain…” ia menunduk menatap jari2nya.
“Anio. Aku pun merasakan hal yg sama ketika suamiku meninggal. Percayalah. Aku yg salah menyuruhmu begitu…”

**********
Hye kyung berjalan gontai sepanjang etalase cafe di sampingnya. Tempat biasa ia dan donghae menghabiskan akhir pekan 4bulan lalu. Beberapa kali ia menabrak pejalan kaki dan terus membungkuk pada tiang yg salah. Hye kyung meremas bagian depan mantelnya berharap itu bisa sedikit mengurangi rasa sakit pada hatinya.

“Lee donghae, bogoshipeo…” desahnya miris.

Semua orang meragukan kesungguhan cintanya. Beberapa mengatakan bodoh. Tapi ia tak perduli. hidupnya sudah terikat erat bersama cowok tampan itu. Tampan menurutnya tentu saja. Belum lagi desau tawa donghae yg membuat semuanya tampak indah dan cara2 manisnya dalam menyampaikan perasaan. Hye kyung merindukan itu semua hingga air matanya menetes deras. Ia berhenti dan duduk di atas bangku taman terdekat menangis tersedu.

Hye kyung hanya bisa mengingatnya dalam mimpi. Ketika tangan itu membelai lembut wajahnya, ketika cowok itu berlari tergesa2 mengira dirinya ada apa2 hanya karena hye kyung terlambat 10menit.
Hye kyung mengeluarkan mini recorder dri dalam ranselnya dan menekan tombol power, mengarahkan lensa ke dirinya.

“Donghae-ah… kau dengar? Ini sudah hari ke 119 aku menunggumu… kau tidak kasihan padaku? Aku merindukanmu…” hye kyung mulai terisak lagi, tapi ia menguatkan diri,”jangan tertawa melihatku menangis yaa. Ini rekaman ke 71. Kau harus menonton semua ketika kau sudah sadar! Saengil chukkaeyo, aku tak kan memberi hadiah kalau kau tidak bangun!” ia tertawa garing,”—dan, oppa… saranghaeyo…”bisiknya malu,”Aish~ sudah yaaa!”
Hye kyung menekan tombol stop dan menangis lebih keras.

*********

“Lihat hye kyung-ah. Ini namanya kim heechul. Wajahnya manis seperti cewek! Tidak suka?”
Saphira menjatuhkan lembaran poto itu dan mengambil yg lain,”Ini choi siwon. Kaya dan religius! Kau suka yg begitukan? Ada lagi park jungsu, kim yong woon, dan—“
“Saphira-ah! Sudahlah…” hye kyung berkelit.
“ kau tidak bisa begini terus. Tak ada yg tau kapan dia akan sembuh! Itu pun kalau dia sembuh!” ucap saphira.
“Yaaa!” hye kyung menggebrak meja,”Kau berkata seperti bukan sahabatku!” teriaknya marah. ia menatap saphira tajam lalu pergi keluar.

Atap sekolah kosong melompong. Begitu lama sejak terakhir ia ke sini. Hye kyung selalu menghindar karena ini tempat pertama kali ia bertemu donghae. Saat itu keadaan keluarganya begitu kacau. Entah setan apa yg bersarang di otaknya hye kyung berniat mengakhiri hidup.
Kenangan itu berputar lagi dibenaknya…

“Hya! Kau mau apa?!” tanya donghae terkaget bangun dari tidur siangnya.
Hye kyung menatap bingung. Mengapa ada org di jam seperti ini?
“Bukan urusanmu!” bentaknya kasar dan mulai menaiki pembatas dinding terendah.
“Aish! Aegeshi! Kau mau bunuh diri? Kenapa di saat ada aku di sini,hah? Aku tidak mau terlibat!” donghae angkat tangan.
Hye kyung tidak memperdulikannya, ia terus naik lebih tinggi.
“yaa!! Oke2, aku Cuma bercanda. Aegeshii, turunlah…” pelan2 donghae menghampirinya.
“Jangan mendekat!” seru hye kyung.
“Chokkomanyo! Aku teringat sesuatu! Ini seperti adegan film! Yaa! Benar! Titanic bukan?” ia malah bertanya.
Hye kyung menatapnya bingung. Mengapa cowok ini masih sempat bercanda begitu??
“aku lupa dialognya..” ia mengetuk2 kepalanya,”Kata2 yg di ucapkan si cowok! aish…”
“You jump, I jump,” timpal hye kyung.
“Ne!” donghae berjingkat senang,”Benar! Itu dia…! Nah aegeshi.. turunlah. Kau bisa menceritakan film itu padaku…” donghae mendekatinya.
“Anio. Jangan pedulikan aku… tak kan ada yg sedih kalau aku mati…”
pelan tpi pasti air mata membentuk sungai kecil di wajahnya.
“Aegeshi.. aku tidak tau masalahmu, tapi turunlah. Aku akan menceritakan lelucon yg membuatmu lebih bahagia. Percayalah…”
Berhasil, donghae bisa menyentuh tangannya. hye kyung menatap ragu tapi akhirnya menurut ketika tiba2 penghalang yg diinjaknya patah membuat mereka jatuh mendebam ke lantai.
“Gwaencana?” hye kyung bertanya panik. Tubuhnya menimpa donghae yg meringis tpi tetap mengangguk.
“Ne… nah! Apa tadi? You jump, I jump, eh?”

***********

Hye kyung tersenyum geli mengingat hal itu tapi kemudian wajahnya meredup mengingat kenyataan yg lebih mengerikan di banding cerita masa lalu. Donghae kini terbaring setengah tak bernyawa di rumah sakit. hye kyung berusaha keras meyakinkan hatinya bahwa ia akan sembuh. Ia berdoa setiap saat.
Langit ternyata sudah menguning, jauh lebih jingga di sebelah barat. Hye kyung tertidur. Sekolah sudah sepi. Ia memang sengaja menunggu saat ini. gadis itu bangkit dan merapikan seragamnya. Entah umma akan bilang apa tau dia bolos hari ini. hye kyung sudah memutuskan untuk mengunjungi tempat2 berarti baginya dan donghae. Hanya dengan begitu ia bisa membuat kenangan itu terasa nyata lagi.
Sekali lagi, ia mengeluarkan mini recorder dan mulai merekam.

=Pintu di depan kelas=
Tempat donghae selalu menunggunya pulang bersama setelah pelajaran walaupun hye kyung selalu melarangnya, cowok itu tetap keras kepala. Ia akan mengatakan kalau hal itu romantis. Hye kyung hanya bisa mengalah meski jauh dalam hati ia senang.
Ia berjalan ke keluar sambil menikmati koridor yg sering mereka lewati bersama. Dulu semua tampak biasa. Sekarang kenangan sekecil itupun benar2 berharga.

=perpustakaan=
Donghae yg bosan menunggunya membaca akan terlelap di atas meja. Hye kyung jadi punya kesempatan mengabadikan momen itu dan meledek donghae keesokan harinya dengan poto yg sudah di edit. Donghae hanya akan menyibakkan poninya dan dengan pede berkata ia tetap terlihat tampan. Sayangnya, memang!

=ruang musik=
Seringkali mereka diam2 masuk hanya untuk memainkan grand piano. Entah bagaimana cowok itu juga punya suara indah. Menyebalkan!
=lapangan sepakbola sekolah=
Terlihat sepi ketika hye kyung tiba di situ. Ia duduk di salah satu bangku dipinggir dan memejamkan mata mengingat bagaimana donghae berkeringat berlari menggiring bola dan sesekali melambai padanya.

=pohon besar di taman belakang=
Dipenuhi proyek2 biologi siswa. Tempat ini tidak memiliki kenangan indah. Justru sebaliknya, tempat pertama kali mereka bertengkar. Ini di sebabkan donghae yg terlambat datang ke acara kencan mereka. Menyebabkan hey kyung harus menunggu 2jam di tengah salju. Ia tak bilang alasannya kenapa. Belakangan hye kyung baru tau, cowok itu berkeliling mencari hadiah natal untuknya.

“Lihat donghae-ahh! Aku merekam agar ketika kau bangun, kau tidak melupakan semua ini. untuk berjaga2. Tpi ini belum semua. Aku akan mengajakmu ke tempat paling berkesan. Sebentar lagi…”
Ia menekan tombol pause.

Jam digital di tangannya menunjukkan pukul 7malam. hye kyung berlari agar tidak terlambat. Napasnya naik turun. Halte itu penuh. Hye kyung menunggu beberapa saat dan melewatkan beberapa bus yg tidak tepat berlalu. Ia berjingkat ketika bus yg dikenalnya dengan baik muncul. Orang2 berjejalan masuk menghindari udara dingin dan badai salju. Hye kyung berhasil masuk tapi tidak mendapat tempat duduk seperti biasa. Ia berdiri terhimpit dan sekuat tenaga mengeluarkan recorder dri ranselnya.
“Kita sampai. Tempat ini paling berkesan bagiku…”

=Bus=
Yang setiap hari mengantar mereka pulang. Jauh sebelum punya keberanian menyatakan perasaan pada dong hae, hye kyung selalu merasa bisa paling dekat dengannya ketika berdiri terhimpit begini. Donghae akan berada tepat di belakangnya, terkadang lebih merapat ketika bus mendadak berhenti. Di sini pula ia hal itu terjadi…

=Flash back=

Terlalu larut ketika donghae dan hye kyung akhirnya sanggup melarikan diri dari detensi. Bus malam itu penuh sesak org2 yg hendak merayakan tahun baru. Donghae terkantuk2 di belakangnya. Hye kyung punya rencana tapi sepertinya sudah gagal gara2 detensi tadi. Ia tak punya keberanian lagi selain sebelum di panggil choi seonsaenim. Mulutnya sedetik lagi mengucapkan mantera itu, tapi gagal.
Hye kyung meratapi diri dan menatap donghae yg setengah tertidur.
“Saranghae lee donghae,” gumamnya melihat Kepala cowok itu terantuk tiang beberapa kali.
“Mwo?” donghae terbangun,”Musun iriya? Apa yg kau katakan?”
“A-ani..” hye kyung menggeleng cepat.
“yahh,” donghae mendesah mengedarkan pandangan,”apapun itu, jawabannya nado!” ia menguap lebar.
“Hah?” hye kyung melongo terkejut kemudian mereka meledak tertawa bersama.

***********

CKIIITTT!
Bus itu mengerem tiba2 menyebabkan semua penumpang saling tubruk. Mini recorder hye hyung terjatuh. Ia membungkuk meraihnya di antara puluhan pasang kaki ketika seseorang berteriak keras. sedetik kemudian pandangannya gelap, ia merasa tubuhnya remuk di sana sini. Hye kyung tak bisa bernapas. Semua hitam pekat bercampur bau amis darah. Ia merasakan air mata hangat mengalir dri sudut wajahnya.
Ribuan kenangan tentang masa lalu berkelebat seperi siluet film di kepalanya. Hye kyung menangis.
“And..weyo… tidak boleh berakhir begini…” bisiknya.

*************
1 year later…
“Oppa… kau dengar? Ini sudah hari ke 119hari aku menunggumu… kau tidak kasihan padaku? Aku merindukanmu…”suara itu terisak,”jangan tertawa melihatku menangis yaa. Ini rekaman ke 71. Kau harus menonton semua ketika kau sudah sadar! Saengil chukkaeyo, aku tak kan memberi hadiah kalau kau tidak bangun!” ia tertawa garing,”—dan, oppa… saranghaeyo…”bisiknya malu,”Aish~ sudah yaaa!”
Suara gadis dri ipod itu terhenti sampai di situ.
“Kenapa kau mengulang2 bagian itu?” protes hye kyung memukul lengan donghae. Pipinya merah merona.
“Haha,, kau terlihat lucu sekali di sini!” donghae terkikik tidak mempedulikan kekasihnya.
“gurrae? Lucu ya? Hahaha!” jawab hye kyung garing.
“hya! Jangan marah begitu!”
“Aku?marah?”
“hehe… aku punya sesuatu untukmu. Tapi kalau kau marah tidak akan kuberikan…” ancamnya.
“Apa? Aku tidak marah! suer…”
Donghae tersenyum dan merogoh sakunya, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berpita perak.
“Bukalah…”

Hye kyung deg2an. Sedetik ia mengira donghae melamarnya,”Tiket?” katanya heran.
“Ne! kita naik bus lagi…” ia mengajak hye kyung dan mendorong kursi rodanya.
Ada sedikit trauma dalam diri hye kyung mengingat kecelakaan tahun lalu, tapi ia menyembunyikannya.
Bus itu datang beberapa menit kemudian. Mereka naik dengan susah payah. Malam ini bus itu juga ramai.
“Marry me…” bisik donghae membungkuk di sampingnya.
Hye kyung terdiam.

=The End=

Bagaimana dengan ff yg satu ini? 1kritik 1 saran gag susah khan? Hehehh
Angri mian klu gk sesuai selera. Uda 4kali nyoba bikin ff buatmu tpi mandeg. Syukur bgt ini bisa selesai. Enjoy it guyz^^

doaen nilai UAS saya bagus yaa.. ^^

Fanfiction

All of these fictions were made by me...
I don't own any character unless explained later.
All fictions are written in Indonesian..
So, please read and comment :)




“Jonghyun-aah…!” bentak seorang laki-laki separuh baya berkacamata tebal memukul kepalanya dengan segulung kertas,”konsentasilah…”

“Cheosonghamnida…” cowok yang dipanggil jonghyun itu membungkuk dan kembali menatap tuts piano di hadapannya.

Meskipun ini guru sekaligus ayahnya, Jonghyun tidak menjadi begitu mudah diatur.
Ia selalu salah di bagian chorus lagu ini. Symphony mozart yang akan dimainkannya pada konser amal seminggu lagi. Tinggal seminggu dan ia masih belum fasih, bodohnya, hanya di bagian chorus. Bukan karna ia tak bisa, hanya saja setiap ia memainkan bagian ini, seseorang itu pasti muncul. Ia bisa melihatnya dengan jelas dari balik kaca jendela yang berembun dingin diterpa angin musim gugur. Seorang cewek bermantel merah yang berjalan terburu2 melintasi halaman gedung.



“Mwo?!” seru gadis bernama shin chae rim. Menatap layar jam digital di tangan kanannya.

Sudah hampir satu jam ia berdiri di sana. Mengarahkan lensa kamera ke seberang jalan. Mengabadikan setiap gerakan. Siapa? Chae rim terkejut sampai menabrak pohon tempatnya bersembunyi ketika dilihatnya orang itu—objek fotonya—beranjak.

“Chokomanyo!” teriaknya setengah berlari menyeberang jalan sambil memperbaiki letak ranselnya.
Chae rim terengah, tapi ia menyembunyikannya.

“sudah mau pulang?” katanya tidak sadar setengah berteriak.

Cowok itu menoleh dari papan lukis yang sedang ia kumpulkan, dan melepas aerphone di telinga kirinya,”Ah, ne. cheosonghamnida…”




“ku sebut ini perasaan paling indah di dunia. Melihatmu dari sisiku terasa begitu luar biasa. Aku mengingatmu seperti bernapas. Sayangku,, bisakah kau melihatnya?”


Dalam hidup cuma ada dua pilihan. Baik ato buruk. Sayangnya gue bukan tipe yg percaya gituan. Prinsip gue;baik, buruk, ato gag guna! Kaya yg sedang gue lakuin sekarang. Jelas banget Masuk dalam kategori gag guna. Yaiyah, gue cewek yg lagi mlototin pacar sendiri gajen2an ma orang lain. Hebat kan gue?

“aish~ sabar yaa fira-aah…” hye kyung ngipasin ubun2 gue pake topengnya. Kita lagi berada di pinggiran pesta topeng. Acara musiman kampus.

“Apaan lo?” gue sok cuek, terusin minum coke ditangan...


Hye kyung membasahi lagi kain tipis itu dengan air hangat dan menyapukan ke wajah kekasihnya. Ia sudah terbiasa melakukan ini sejak hampir empat bulan lalu. Kecelakaan maut yg hampir merebut nyawa sang kekasih. Atau paling tidak setengahnya.

“Saengil chukkaeyo, sayang…” hye kyung menghirup wangi puncak kepala cowok yg terbaring koma itu dengan sayang. Sekuat apapun ia menahannya, tpi air mata itu ternyata jatuh juga,”saranghaeyo… araseo?” bisiknya lembut di telinga sang kekasih. Jantung setengah mati itu tiba2 berdenyut lebih cepat.
“Aku tau kau bisa mendengarku. Jadi, kumohon, cepatlah bangun. Aku merindukan suara tawamu…” ia terus mengajak si tubuh berbicara.



Itu gadis yang berpakaian aneh di pesta musim panas tahun lalu ‘kan? Kau ingat kejadian memalukan itu?” bisik seorang cewek kepada temannya yang mengangguk geli mengiyakan.
“ku dengar ia menyatakan cinta pada seung ri sunbae…” tambahnya.
“gurraeyo?”
“ne… tapi ditolak tentu saja…! sunbae tak kan suka gadis seperti itu! Dia punya wanita lain…”
“Benarkah? Kasian sekali…”

Kemudian mereka terkikik keras tanpa berusaha disembunyikan lagi.
Yong mi berjalan menunduk menyusuri koridor sekolah. Ia tak suka orang-orang menyadari nya dan terus membicarakan kehadirannya, apalagi menyinggung masa lalu ‘itu’, yang ingin dikuburnya dalam2. Ia terus memandang ujung sepatu ketsnya yang berdebu, setengah berlari menaiki anak tangga ke atap sekolah. Satu2nya tempat tersembunyi yang jauh dari perhatian murid-murid populer lain.


"Park Hye Jin mengeratkan pegangan pada tali ranselnya, menatap kosong tengkuk seseorang di hadapannya. Ia duduk di deretan paling belakang ruang tunggu, sambil mengayunkan kakinya diujung kursi. Lelaki itu sama sekali tak bergeming di balik topi hitam misterius. Hye Jin tak peduli. Ia sedang berpikir sesuatu yang lain. Untuk pertama kali ia berjalan sejauh ini dari rumah. Sudah dua hari Hye Jin tidak mendengar ocehan ibu atau gerutu ayah yang ternyata sangat membuatnya rindu..."





Saturday, April 16, 2011

Hanazakari no Kimitachi e




I'm in love with JDorama again!
it's the second time I watch Hanazakari no kimitachi e...
but still! It makes me fall in love...!
the best JDorama I ever had...


Lyric:: Fcking Perfect -- Travis Garland Remix

Hahaha.. there's a funny story behind this song...
I was browsing on tumblr when I visit a blog who put this song on the page...
unfortunately, without any clue, who's song? what is the title?? *it's me the one who didn't recognize it before :(*
so I ask my friend, hope she knows, but with same case, I dunno what to tell..! there's no clue..
so finally, I'm typing on google search, and for the first time, I don't recognize it -- again!
it is originally Pink's Song, remix by Travis Garland..
a sweet song :)

I know how you feel inside
You're in love and so am I
But you're with some other guy
I should be the one by your side
He cheated made you feel no good
I, told you that he would
I, knew he'd make you cry

You're broken
Let me make it better
Glue you back together
Just give me a try

Oooh,
Pretty, Pretty Please
Don't you ever ever feel
Like you're less than fucking perfect
If you get with me
I won't ever make you feel
Any less than
Fucking perfect
(You'll see)

At his house you found her clothes
Tried to play you and say who's are those?
He's so stupid.
Here's how I know
What kind of genius would let perfection go

He's conceited
Only bout himself
He loves nobody else
He ain't even fly

You're broken
Let me make it better
Glue you back together
Just give me a try

Ooh
Pretty pretty please
Don't you ever ever feel
Any less than
Fucking perfect
If you get with me
I won't ever make you feel
Any less than
Fucking perfect
(You'll see)

It's gonna take time to heal that hole (he left)
Exactly how long I don't know but
You got pain and I know a remedy
You gotta start kickin' with someone like me
Now you're over- analyzing all your thoughts
Start thinking it was all your fault
But baby girl don't you go and blame yourself
Cause hes just a douchebag (2x)

Oooh woah
Yeah

I was hoping
You'd let me replace him
I would straight erase him
Right out of your mind

Pretty pretty please
Don't you ever ever feel
Like you're less than
Fucking Perfect
If you get with me
I wont ever make you feel
Any less than
Fucking perfect
Pretty Pretty Please
Don't you ever ever feel
Like you're less than
Fucking Perfect
If you get with me
I wont ever make you feel
Any less than
Fucking Perfect

Computer Literacy :: Lesson Plan

Another assignment for Computer Literacy subject..
I also post it in my tumblr

Lyric:: Touch My Hands -- David Archuleta

This song is really sweet for a fangirl *just like meeehh!*

Saw you from a distance
Saw you from the stage
Something about the look in your eyes
Something about your beautiful face

In a sea of people
There is only you
I never knew what the song was about
But suddenly now I do

Trying to reach out to you, touch my hand
Reach out as far as you can
Only me, only you, and the band
Trying to reach out to you, touch my hand

Can’t let the music stop
Can’t let this feeling end
Cause if I do it’ll all be over, I’ll never see you again
Can’t let the music stop
Until I touch your hand
Cause if I do it’ll all be over, I’ll never get the chance again

I’ll never get the chance again
I’ll never get the chance again

I see the sparkle of a million flashlights
A wonderwall of stars
But the one that’s shining out so bright is the one right where you are

Trying to reach out to you, touch my hand
Reach out as far as you can
Only me, only you, and the band
Trying to reach out to you, touch my hand

Can’t let the music stop
Can’t let this feeling end
Cause if I do it’ll all be over, I’ll never see you again
Can’t let the music stop
Until I touch your hand
Cause if I do it’ll all be over, I’ll never get the chance again
I’ll never get the chance again

Saw you from the distance
Saw you from the stage
Something about the look in your eyes
Something about your beautiful face

Can’t let the music stop
Can’t let this feeling end
Cause if I do it’ll all be over, I’ll never see you again
Can’t let the music stop
Until I touch your hand
Cause if I do it’ll all be over, I’ll never get the chance again
I’ll never get the chance again

Can’t let the music stop
Can’t let this feeling end
Cause if I do it’ll all be over, I’ll never see you again
Can’t let the music stop
Until I touch your hands
Cause if I do it’ll all be over, I’ll never get the chance again
I’ll never get the chance again

dailyme.blogspot.com

Trying to reach out to you, touch my hand
Reach out as far as you can
Only me, only you, and the band
Trying to reach out to you, touch my hand
Yeah, yeah, yeah

Sociolinguistic Assignment :: KOMUNIKASI SOSIAL

College student's stuff...
as always... hahaha
kinda busy these days.
i call it "ASSIGNMENT DISASTER" -- when you don't have much time, even to take care of yourself!

This is one of my assignments.
I don't own any statement for the first answer, I found it somewhere when I was browsing, so if you *the owner* mind I post it here, just let me know by giving comment bellow this posting...Well, it's written in Indonesian... Hope it maybe useful for somebody out there :)

Soal

1. Apa fungsi dari komunikasi sosial ?

2. Komunikasikan kembali apa yang telah disampaikan tadi ( 5 April 2011)!

Jawaban

1. Fungsi Komunikasi secara umum

1) Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan

2) Tidah terasing atau terisolasi dari lingkungan

3) dapat mengajarkan atau memberitahukan sesuatu

4) dapat mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan

5) Dapat mengenal diri sendiri

6) Dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain

7) Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang

8) Dapat mengisi waktu luang

9) Dapat menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan

10) Dapat membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan.


Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa ), negara secara keseluruhan untuk mencapai tujuan bersama

  1. Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita) Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita)Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda menganggap anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga mengatakan demikian) George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkansignificant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep diri kita) Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan Dokter Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap dengan sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.
  2. Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak relevan.
  3. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan.

2. Dalam pertemuan sebelumnya terdapat beberapa poin yang disampaikan. Antara lain pengertian komunikasi sosial dalam kegiatan belajar mengajar, absensi dan jumlah pertemuan untuk mata kuliah sosiolinguistik, serta peran dan komnukikasi sosial antara mahasiswa dan dosen.

Dari pertemuan sebelumnya disinggung mengenai pengertian sosial secara umum yaitu komunikasi yang dilakukan antar individu sebagai makhluk sosial. Individu satu memerlukan individu yang lain dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sehingga untuk menjembatani hal tersebut, komunikasi sosial sangat diperlukan begitu pula dalam kehidupan belajar dan pengajaran antara mahasiswa dan dosen, maupun antar mahasiswa. Poin selanjutnya mengenai masalah absensi di mana untuk mata kuliah sosiolinguistik dengan 2 sks, mahasiswa diijinkan absen hanya dua kali pertemuan, jika lebih dari itu maka siswa tidak berhak mengikuti ujian di akhir semester. Bagi mahasiswa yang memenuhi kouta 80% tingkat kehadiran memiliki kesempatan lebih besar untuk lulus mata kuliah tersebut. Kemudian mengenai peran sosial mahasiswa dan dosen di mana keduanya memiliki keterkaitan dan saling memerlukan satu sama lain. Dalam praktek kehidupan sehari-hari, mahasiswa harus mengerti batasan dan aturan yang ada, begitu juga dosen sebagai pembimbing harus memberi pengajaran dan menerapkan aturan yang berlaku. Sebagai contoh, ketika seorang mahasiswa ingin bertemu dosen pembimbingnya, maka diharapkan membuat janji bersama dan datang tepat waktu serta mengenakan pakaian yang pantas. Semuanya memerlukan komunikasi sosial sebagai jembatan.