Wednesday, April 20, 2011

FF (OneShoot) Call Me Fool

saya kembaliii... XD

Author:: *ngumpet di balik kyu.. XD*
title:: Call Me Fool!!
Cast :: angri aka song hye kyung
Lee donghae
Saphira *jadi cast dulu yaa*

1…2…3… Action!

*************



Hye kyung membasahi lagi kain tipis itu dengan air hangat dan menyapukan ke wajah kekasihnya. Ia sudah terbiasa melakukan ini sejak hampir empat bulan lalu. Kecelakaan maut yg hampir merebut nyawa sang kekasih. Atau paling tidak setengahnya.

“Saengil chukkaeyo, sayang…” hye kyung menghirup wangi puncak kepala cowok yg terbaring koma itu dengan sayang. Sekuat apapun ia menahannya, tpi air mata itu ternyata jatuh juga,”saranghaeyo… araseo?” bisiknya lembut di telinga sang kekasih. Jantung setengah mati itu tiba2 berdenyut lebih cepat.
“Aku tau kau bisa mendengarku. Jadi, kumohon, cepatlah bangun. Aku merindukan suara tawamu…” ia terus mengajak si tubuh berbicara.

Hye kyung bangkit berdiri ketika Mrs. Lee tiba. seButir salju tertinggal di mantelnya.

“Ahh, kau masih di sini?” ia menyapa hye kyung yg langsung membungkuk memberi salam.
“Ne, ahjuma…”
“hye kyung-ah… ada yg ingin kubicarakan…” ahjuma membimbing hye kyung ke sofa di sudut. Ia berdehem sebelum berbicara,”E.. itu. Aku merasa tidak seharusnya kau terus2an di sini. Maksudku, aku sama sekali tidak memaksamu ikut merawat donghae, kau bisa—“
“Ahjuma,” potong hye kyung,”Jangan meremehkan perasaanku,”
“Aku tahu, jangan salah paham. Aku yakin cintamu cukup besar sampai membuatmu bertahan selama 4bulan ini. tpi dokter bilang kemungkinan sembuhnya—“
“Aku sudah berdoa keras!” potongnya lagi,”Aku percaya keajaiban itu ada. Karena memang begitu. Donghae sekarang bahkan bisa mendengarku dengan jelas…” ia ngotot,”Aku tidak akan meninggalkannya meski kau mengusirku…”
Mrs. Lee terdiam menatap wanita muda di hadapannya. Tampak lemah lembut tpi benar2 keras kepala.
“Baiklah kalau begitu. Aku justru senang dan berterimakasih. Aku hanya—yah, maafkan aku…”
“Andwe ahjuma! Aku yg salah…” hye kyung memandang ranjang di seberang,”aku benar2 egois tidak ingin jauh darinya. Cintaku mungkin terlalu bodoh untuk dimengerti orang lain…” ia menunduk menatap jari2nya.
“Anio. Aku pun merasakan hal yg sama ketika suamiku meninggal. Percayalah. Aku yg salah menyuruhmu begitu…”

**********
Hye kyung berjalan gontai sepanjang etalase cafe di sampingnya. Tempat biasa ia dan donghae menghabiskan akhir pekan 4bulan lalu. Beberapa kali ia menabrak pejalan kaki dan terus membungkuk pada tiang yg salah. Hye kyung meremas bagian depan mantelnya berharap itu bisa sedikit mengurangi rasa sakit pada hatinya.

“Lee donghae, bogoshipeo…” desahnya miris.

Semua orang meragukan kesungguhan cintanya. Beberapa mengatakan bodoh. Tapi ia tak perduli. hidupnya sudah terikat erat bersama cowok tampan itu. Tampan menurutnya tentu saja. Belum lagi desau tawa donghae yg membuat semuanya tampak indah dan cara2 manisnya dalam menyampaikan perasaan. Hye kyung merindukan itu semua hingga air matanya menetes deras. Ia berhenti dan duduk di atas bangku taman terdekat menangis tersedu.

Hye kyung hanya bisa mengingatnya dalam mimpi. Ketika tangan itu membelai lembut wajahnya, ketika cowok itu berlari tergesa2 mengira dirinya ada apa2 hanya karena hye kyung terlambat 10menit.
Hye kyung mengeluarkan mini recorder dri dalam ranselnya dan menekan tombol power, mengarahkan lensa ke dirinya.

“Donghae-ah… kau dengar? Ini sudah hari ke 119 aku menunggumu… kau tidak kasihan padaku? Aku merindukanmu…” hye kyung mulai terisak lagi, tapi ia menguatkan diri,”jangan tertawa melihatku menangis yaa. Ini rekaman ke 71. Kau harus menonton semua ketika kau sudah sadar! Saengil chukkaeyo, aku tak kan memberi hadiah kalau kau tidak bangun!” ia tertawa garing,”—dan, oppa… saranghaeyo…”bisiknya malu,”Aish~ sudah yaaa!”
Hye kyung menekan tombol stop dan menangis lebih keras.

*********

“Lihat hye kyung-ah. Ini namanya kim heechul. Wajahnya manis seperti cewek! Tidak suka?”
Saphira menjatuhkan lembaran poto itu dan mengambil yg lain,”Ini choi siwon. Kaya dan religius! Kau suka yg begitukan? Ada lagi park jungsu, kim yong woon, dan—“
“Saphira-ah! Sudahlah…” hye kyung berkelit.
“ kau tidak bisa begini terus. Tak ada yg tau kapan dia akan sembuh! Itu pun kalau dia sembuh!” ucap saphira.
“Yaaa!” hye kyung menggebrak meja,”Kau berkata seperti bukan sahabatku!” teriaknya marah. ia menatap saphira tajam lalu pergi keluar.

Atap sekolah kosong melompong. Begitu lama sejak terakhir ia ke sini. Hye kyung selalu menghindar karena ini tempat pertama kali ia bertemu donghae. Saat itu keadaan keluarganya begitu kacau. Entah setan apa yg bersarang di otaknya hye kyung berniat mengakhiri hidup.
Kenangan itu berputar lagi dibenaknya…

“Hya! Kau mau apa?!” tanya donghae terkaget bangun dari tidur siangnya.
Hye kyung menatap bingung. Mengapa ada org di jam seperti ini?
“Bukan urusanmu!” bentaknya kasar dan mulai menaiki pembatas dinding terendah.
“Aish! Aegeshi! Kau mau bunuh diri? Kenapa di saat ada aku di sini,hah? Aku tidak mau terlibat!” donghae angkat tangan.
Hye kyung tidak memperdulikannya, ia terus naik lebih tinggi.
“yaa!! Oke2, aku Cuma bercanda. Aegeshii, turunlah…” pelan2 donghae menghampirinya.
“Jangan mendekat!” seru hye kyung.
“Chokkomanyo! Aku teringat sesuatu! Ini seperti adegan film! Yaa! Benar! Titanic bukan?” ia malah bertanya.
Hye kyung menatapnya bingung. Mengapa cowok ini masih sempat bercanda begitu??
“aku lupa dialognya..” ia mengetuk2 kepalanya,”Kata2 yg di ucapkan si cowok! aish…”
“You jump, I jump,” timpal hye kyung.
“Ne!” donghae berjingkat senang,”Benar! Itu dia…! Nah aegeshi.. turunlah. Kau bisa menceritakan film itu padaku…” donghae mendekatinya.
“Anio. Jangan pedulikan aku… tak kan ada yg sedih kalau aku mati…”
pelan tpi pasti air mata membentuk sungai kecil di wajahnya.
“Aegeshi.. aku tidak tau masalahmu, tapi turunlah. Aku akan menceritakan lelucon yg membuatmu lebih bahagia. Percayalah…”
Berhasil, donghae bisa menyentuh tangannya. hye kyung menatap ragu tapi akhirnya menurut ketika tiba2 penghalang yg diinjaknya patah membuat mereka jatuh mendebam ke lantai.
“Gwaencana?” hye kyung bertanya panik. Tubuhnya menimpa donghae yg meringis tpi tetap mengangguk.
“Ne… nah! Apa tadi? You jump, I jump, eh?”

***********

Hye kyung tersenyum geli mengingat hal itu tapi kemudian wajahnya meredup mengingat kenyataan yg lebih mengerikan di banding cerita masa lalu. Donghae kini terbaring setengah tak bernyawa di rumah sakit. hye kyung berusaha keras meyakinkan hatinya bahwa ia akan sembuh. Ia berdoa setiap saat.
Langit ternyata sudah menguning, jauh lebih jingga di sebelah barat. Hye kyung tertidur. Sekolah sudah sepi. Ia memang sengaja menunggu saat ini. gadis itu bangkit dan merapikan seragamnya. Entah umma akan bilang apa tau dia bolos hari ini. hye kyung sudah memutuskan untuk mengunjungi tempat2 berarti baginya dan donghae. Hanya dengan begitu ia bisa membuat kenangan itu terasa nyata lagi.
Sekali lagi, ia mengeluarkan mini recorder dan mulai merekam.

=Pintu di depan kelas=
Tempat donghae selalu menunggunya pulang bersama setelah pelajaran walaupun hye kyung selalu melarangnya, cowok itu tetap keras kepala. Ia akan mengatakan kalau hal itu romantis. Hye kyung hanya bisa mengalah meski jauh dalam hati ia senang.
Ia berjalan ke keluar sambil menikmati koridor yg sering mereka lewati bersama. Dulu semua tampak biasa. Sekarang kenangan sekecil itupun benar2 berharga.

=perpustakaan=
Donghae yg bosan menunggunya membaca akan terlelap di atas meja. Hye kyung jadi punya kesempatan mengabadikan momen itu dan meledek donghae keesokan harinya dengan poto yg sudah di edit. Donghae hanya akan menyibakkan poninya dan dengan pede berkata ia tetap terlihat tampan. Sayangnya, memang!

=ruang musik=
Seringkali mereka diam2 masuk hanya untuk memainkan grand piano. Entah bagaimana cowok itu juga punya suara indah. Menyebalkan!
=lapangan sepakbola sekolah=
Terlihat sepi ketika hye kyung tiba di situ. Ia duduk di salah satu bangku dipinggir dan memejamkan mata mengingat bagaimana donghae berkeringat berlari menggiring bola dan sesekali melambai padanya.

=pohon besar di taman belakang=
Dipenuhi proyek2 biologi siswa. Tempat ini tidak memiliki kenangan indah. Justru sebaliknya, tempat pertama kali mereka bertengkar. Ini di sebabkan donghae yg terlambat datang ke acara kencan mereka. Menyebabkan hey kyung harus menunggu 2jam di tengah salju. Ia tak bilang alasannya kenapa. Belakangan hye kyung baru tau, cowok itu berkeliling mencari hadiah natal untuknya.

“Lihat donghae-ahh! Aku merekam agar ketika kau bangun, kau tidak melupakan semua ini. untuk berjaga2. Tpi ini belum semua. Aku akan mengajakmu ke tempat paling berkesan. Sebentar lagi…”
Ia menekan tombol pause.

Jam digital di tangannya menunjukkan pukul 7malam. hye kyung berlari agar tidak terlambat. Napasnya naik turun. Halte itu penuh. Hye kyung menunggu beberapa saat dan melewatkan beberapa bus yg tidak tepat berlalu. Ia berjingkat ketika bus yg dikenalnya dengan baik muncul. Orang2 berjejalan masuk menghindari udara dingin dan badai salju. Hye kyung berhasil masuk tapi tidak mendapat tempat duduk seperti biasa. Ia berdiri terhimpit dan sekuat tenaga mengeluarkan recorder dri ranselnya.
“Kita sampai. Tempat ini paling berkesan bagiku…”

=Bus=
Yang setiap hari mengantar mereka pulang. Jauh sebelum punya keberanian menyatakan perasaan pada dong hae, hye kyung selalu merasa bisa paling dekat dengannya ketika berdiri terhimpit begini. Donghae akan berada tepat di belakangnya, terkadang lebih merapat ketika bus mendadak berhenti. Di sini pula ia hal itu terjadi…

=Flash back=

Terlalu larut ketika donghae dan hye kyung akhirnya sanggup melarikan diri dari detensi. Bus malam itu penuh sesak org2 yg hendak merayakan tahun baru. Donghae terkantuk2 di belakangnya. Hye kyung punya rencana tapi sepertinya sudah gagal gara2 detensi tadi. Ia tak punya keberanian lagi selain sebelum di panggil choi seonsaenim. Mulutnya sedetik lagi mengucapkan mantera itu, tapi gagal.
Hye kyung meratapi diri dan menatap donghae yg setengah tertidur.
“Saranghae lee donghae,” gumamnya melihat Kepala cowok itu terantuk tiang beberapa kali.
“Mwo?” donghae terbangun,”Musun iriya? Apa yg kau katakan?”
“A-ani..” hye kyung menggeleng cepat.
“yahh,” donghae mendesah mengedarkan pandangan,”apapun itu, jawabannya nado!” ia menguap lebar.
“Hah?” hye kyung melongo terkejut kemudian mereka meledak tertawa bersama.

***********

CKIIITTT!
Bus itu mengerem tiba2 menyebabkan semua penumpang saling tubruk. Mini recorder hye hyung terjatuh. Ia membungkuk meraihnya di antara puluhan pasang kaki ketika seseorang berteriak keras. sedetik kemudian pandangannya gelap, ia merasa tubuhnya remuk di sana sini. Hye kyung tak bisa bernapas. Semua hitam pekat bercampur bau amis darah. Ia merasakan air mata hangat mengalir dri sudut wajahnya.
Ribuan kenangan tentang masa lalu berkelebat seperi siluet film di kepalanya. Hye kyung menangis.
“And..weyo… tidak boleh berakhir begini…” bisiknya.

*************
1 year later…
“Oppa… kau dengar? Ini sudah hari ke 119hari aku menunggumu… kau tidak kasihan padaku? Aku merindukanmu…”suara itu terisak,”jangan tertawa melihatku menangis yaa. Ini rekaman ke 71. Kau harus menonton semua ketika kau sudah sadar! Saengil chukkaeyo, aku tak kan memberi hadiah kalau kau tidak bangun!” ia tertawa garing,”—dan, oppa… saranghaeyo…”bisiknya malu,”Aish~ sudah yaaa!”
Suara gadis dri ipod itu terhenti sampai di situ.
“Kenapa kau mengulang2 bagian itu?” protes hye kyung memukul lengan donghae. Pipinya merah merona.
“Haha,, kau terlihat lucu sekali di sini!” donghae terkikik tidak mempedulikan kekasihnya.
“gurrae? Lucu ya? Hahaha!” jawab hye kyung garing.
“hya! Jangan marah begitu!”
“Aku?marah?”
“hehe… aku punya sesuatu untukmu. Tapi kalau kau marah tidak akan kuberikan…” ancamnya.
“Apa? Aku tidak marah! suer…”
Donghae tersenyum dan merogoh sakunya, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berpita perak.
“Bukalah…”

Hye kyung deg2an. Sedetik ia mengira donghae melamarnya,”Tiket?” katanya heran.
“Ne! kita naik bus lagi…” ia mengajak hye kyung dan mendorong kursi rodanya.
Ada sedikit trauma dalam diri hye kyung mengingat kecelakaan tahun lalu, tapi ia menyembunyikannya.
Bus itu datang beberapa menit kemudian. Mereka naik dengan susah payah. Malam ini bus itu juga ramai.
“Marry me…” bisik donghae membungkuk di sampingnya.
Hye kyung terdiam.

=The End=

Bagaimana dengan ff yg satu ini? 1kritik 1 saran gag susah khan? Hehehh
Angri mian klu gk sesuai selera. Uda 4kali nyoba bikin ff buatmu tpi mandeg. Syukur bgt ini bisa selesai. Enjoy it guyz^^

doaen nilai UAS saya bagus yaa.. ^^

No comments: