Jika kau pikir ini tentang cinta, maka kau salah kira juga. Karena ini tentang badai pertama.
Jika kau terka ini sebuah kenyataan, maka kau terperangkap dalam imajimu sendiri karena jika kau benar-benar membaca etalase yang ku pajang kau akan tahu bahwa ini hanya dongeng. Dongeng tentang badai cinta pertama.
Seperti semua bentuk kehidupan yang selalu berawal dari sebuah tanya, begitu pula lembaran kisah satu ini.
Dan yang mendapat giliran pertama adalah "Siapa aku?"
Aku bukanlah siapa-siapa seperti yang kau tahu. Aku hanya seorang pendongeng yang berpindah dari satu dunia ke dunia yang lain. Aku cuma pemimpi yang bahkan tidak nyata.
Dan siapa dirimu yang kusebut-sebut? Kau kebetulan mendapat bagian sebagai wayang, sebagai tokoh, sebagai khayalan.
Siapa aku dan siapa dirimu kukira tidak begitu penting karena toh kuberitahu saja, akhirnya kita tidak bersama. Kita tidak pernah muncul dalam satu frame yang sama. Ya, bukan tentang kita. Hanya tentang aku si pendongeng dan pemimpi ini.
Badai cinta pertama, begitulah aku menyebutnya. Sedikit sejarah tentang judul yang kusematkan di dahiku adalah karena ketika aku berpikir siapa nama cerita yang laksana hantu ini? Aku menemukan tidak mungkin untuk kupanggil Cinta Pertama saja. Cinta pertama tidak seperti ini. Tidak berloncat-loncatan tak terarah. Seolah tubuh tak bernyawa yang berpura-pura hidup. Jadi kutambah saja kata "Badai" yang memang mewakili keseluruhan rasa dari permen kisah ini. Badai.
Bukan badai hebat yang meluluhlantakan harapan dan membunuh banyak senyum. Hanya saja ini badai pertama. Aku tidak pernah melihat atau merasakan badai yang sesungguhnya, jadi kuasumsikan saja ini badaiku. Badai milikku yang ada kamunya.
Aku ini hanya pemimpi. Benarkan? Begitulah aku sampai badai ini berlalu. Aku berharap kau tidak kembali. Tapi kau kembali. Meski dalam bentuk mimpi. Tapi karena aku memang pemimpi dan semua berawal dari mimpi jadi aku akan baik-baik saja dengan begini.
Baris ini adalah keseluruhan cerita. Baris ini adalah awal dan akhir. Semua kujelaskan dalam satu kata. Mimpi. Dengan sang pemimpi dan pendongeng yang berbagi satu tubuh. Hanya begitu.
No comments:
Post a Comment