Tak ada yang suka berbicara tentangnya...
Semua wajah berpaling dan buta tiba-tiba...
Hanya jumpa hampa ketika ucapkan namanya...
Kematian tercatat melekat dalam setiap takdir...
Paham atau tidak...
Tak ada yang pernah bertanya
Karena kita hanya duduk diam menerima.
Awalnya ia hanya sosok asing yang hidup di kotak lain dunia.
Kematian hanya legenda belaka.
Tak ada yang pernah menceritakan siapa dia padaku.
Sampai ketika pertama kali kami bertemu aku menatap wajahnya ketika ia bahkan tidak bicara.
Bukankah ia hanya legenda? Lalu, ini siapa? Kematian itu bukannya hanya cerita? Bagaimana bisa ia mewujud nyata?
Kematian adalah bagian dari kehidupan, kata orang.
Kematian diciptakan sama kunonya dengan kelahiran.
Hanya saja ketika menjejakkan kaki ke tanah manusia, tak ada yang mau lebih mengenalnya karena ia ditakdirkan kelam.
Andai aku sudah mengenalnya sejak dulu. Mungkin tidak akan ada rupa-rupa tanya.
Tapi kematian butuh waktu, butuh izin lebih untuk muncul.
Yang paling ditakutkan dari kematian adalah ketidaktahuan akan kematian itu sendiri, kata Albus Dumbledore dalam Harry Potter yang berarti adalah pemikiran JK. Rowling lebih tepatnya.
Itu pasti benar karena tak ada yang tahu apa cerita setelah kematian.
Lebih menakutkan lagi kehidupan yang bersanding dengan kematian daripada kematian itu sendiri.
Karena ia datang bersama kehampaan.
Mahalnya saat-saat melihatmu duduk saja bernafas di ruang ini. Sulitnya menghadirkan jiwamu untukku buat cerita lagi. Kematian telah berkenalan. Mampir beberapa kali. Detik setelahnya adalah yang paling muram.
Kujawab apa ketika mereka bertanya kau di mana?
Haruskah aku mengganti biasa dengan derita?
Duduk saja disitu, diam saja sudah lebih dari cukup.
Mungkin itu kenapa tak pernah ada yang mau bercerita tentang si kematian pada anak-anak kecil yang otaknya warna-warni.
No comments:
Post a Comment