Jika hati bisa bicara, mengapa ia diam saja dirobek sang penguasa?
Jika hati memang ada, mengapa ia mesti mati ditelan nestapa?
Bergaul dengan lagu tanpa nada
Dibungkam asmara duka
Benci dan bencana berdansa di lantai pesta
Hati marah, menangis, meraung gila
Tapi tak ada yang mendengar
Ia terjebak dalam kesunyian hiruk pikuk pesta pora
Ia terbelenggu inginnya jiwa.
No comments:
Post a Comment